Monday, October 12, 2009

सुर्वेई Telepolling


Copyright © 2003 Lampung Post. All rights reserved.
Rabu, 30 September 2009
Diskusi: Oposisi Tidak Menguntungkan

BANDAR LAMPUNG (Lampost): Partai politik di Indonesia cenderung untuk merapat pada kekuasaan. Parpol masih menganggap bahwa peran sebagai oposisi tidak menghasilkan apa-apa. Oposisi bisa dilembagakan dengan memberikan pendanaan pada partai sehingga partai tidak perlu untuk merapat pada kekuasaan.

Pernyataan tersebut menjadi benang merah dalam diskusi publik Harapan masyarakat terhadap parlemen dan kabinet. Diskusi yang diselenggarakan oleh Institut Studi Arus Informasi (ISAI) tersebut dilangsungkan di Hotel Grande, Selasa (29-9). Diskusi dihadiri pengurus partai politik, KPU Kota Bandar Lampung, dan aktivis LSM.

Peneliti ISAI Leli Qomarulaeli mengatakan peran oposisi yang dilakukan oleh PDI Perjuangan selama lima tahun lalu ternyata tidak membawa simpati yang cukup dari masyarakat. Hal tersebut yang membuat PDIP dan partai lain berpikir kembali untuk beroposisi.

Leli menilik oposisi yang dilakukan PDIP masih terlalu malu-malu. Partai yang dipimpin Megawati tersebut hanya mengkritik kebijakan yang diambil pemerintah tanpa memberikan solusi tandingan. Sementara itu, menurut Leli, Partai Golkar tidak memiliki tradisi menjadi partai oposisi. Golkar lebih banyak berperan sebagai partai pemerintah. Golkar seakan-akan tidak memeliki kepercayaan untuk menjadi oposisi. "Padahal apa susahnya menjadi oposisi," ujarnya.

Dalam survei yang dilakuakn ISAI pada 17--24 September lalu. Mayoritas responden menginginkan agar Partai Golkar dan PDIP untuk menjadi oposisi. Dari 1.300 responden, sebanyak 41 persen responden menginginkan Golkar berperan sebagai oposisi.

Sebanyak 33 persen responden yang menginginkan agar Golkar masuk dalam pemerintahan. Sebanyak 61 persen responden menginginkan agar PDIP menjadi oposisi, dan hanya 18 persen yang menginginkan agar PDIP masuk pemerintahan.

Sementara itu, responden yang pada pemilu lalu memilih Golkar dan PDIP juga menginginkan agar dua partai tersebut manjadi opisisi. Sebanyak 55 persen pemilih PDIP menginginkan agar partai berlambang banteng ini menjadi oposisi. Dan, 54 persen pemilih Golkar menginginkan agar partai ini menjadi oposisi.

Menurut Leli, dalam sistem ketatanegaraan RI belum dikenal konsep oposisi. Meskipun terdengar berlebihan, usulan agar dibuat UU oposisi menjadi hal yang penting. n MG2/K-2